NAVIGASI DARAT
Oleh : Khotim Mahfud
Navigasi Darat adalah suatu tekhnik untuk
menentukan kedudukan suatu tempat dan arah lintasan perjalanan secara tepat
baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Pada awalnya, istilah navigasi
dipakai dalam pelayaran maupun penerbangan, namun sekarang ini telah umum
dipakai dalam pengembaraan di gunung, rimba, sungai dan sebagainya. Orang yang
bertanggung jawab dalam hal navigasi biasa disebut navigator.Berkaitan dengan pengertian tersebut, pemahaman
tentang kompas dan peta serta cara penggunaannya mutlak harus dikuasai.
Pada
prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang
akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada di medan sebenarnya yang
diproyeksikan pada peta. Kunci pemahaman navigasi hanya 2 macam, yaitu :
1. Mampu merekam dan membaca gambar permukaan
fisik bumi
2. Mampu menggunakan peralatan pedoman arah.
Alat
yang diperlukan untuk melakukan Navigasi Darat, antara lain : Peta – Kompas – Altimeter –
Protaktor – Alat Tulis – Penggaris.
Menyadari
betapa pentingnya ketiga hal diatas, maka timbul pepatah : “peta dan kompas
serta kemampuan untuk menggunakannya merupakan tiket ke tempat manapun di alam
bebas”.
A.
PETA
Secara umum,
peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau
sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala
tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
penggunaannya.
Peta menurut jenisnya, Yaitu :
a.
Peta
Geografis
Menyajikan gambaran proyeksi dari seluruh permukaan fisik bumi.
Ex : Atlas, Globe.
Menyajikan gambaran proyeksi dari seluruh permukaan fisik bumi.
Ex : Atlas, Globe.
b.
Peta
Topografi
Menyajikan gambaran proyeksi dari bagian permukaan fisik bumi..
Ex : Peta Indonesia, Peta G. Merbabu
Peta ini Berskala 1 : 25.000 - 1 : 250.000
Menyajikan gambaran proyeksi dari bagian permukaan fisik bumi..
Ex : Peta Indonesia, Peta G. Merbabu
Peta ini Berskala 1 : 25.000 - 1 : 250.000
c.
Peta
Tekhnis
Menyajikan gambaran proyeksi permukaan fisik bumi untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan tekhnik tertentu.
Ex : Peta jaringan jalan raya, Peta Jaringan rel kereta api
Peta ini Berskala 1 : 25.000
Menyajikan gambaran proyeksi permukaan fisik bumi untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan tekhnik tertentu.
Ex : Peta jaringan jalan raya, Peta Jaringan rel kereta api
Peta ini Berskala 1 : 25.000
d.
Peta
Tematik
Menyajikan data dan informasi yang mempunyai tema tertentu. Sehubungan dengan kedudukan geografisnya.
Ex : Peta kepadatan penduduk Indonesia
Menyajikan data dan informasi yang mempunyai tema tertentu. Sehubungan dengan kedudukan geografisnya.
Ex : Peta kepadatan penduduk Indonesia
B.
MENGENAL
TANDA MEDAN
1. Tanda-Tanda Medan
a. Tanda medan dari alam
sebagian dari bentuk bumi yang tidak dapat dipisahkan dari bumi.
Misal : gunung, lembah, danau, sungai, dsb.
b. Tanda medan buatan
manusia
suatu tanda medan yang berada diatas bumi yang bukan bagian dari
bumi.
Misal : jalan, bangunan, pagar, jembatan, dsb.
c. Titik tanda
bagian atau tanda
lapanganyang jelas kelihatan dari bentuk dan warnanya.
2. Klasifikasi Medan
a. Dataran rendah
dataran yang letaknya 0 mdpl – 400 mdpl.
b. Dataran tinggi
dataran yang letaknya mulai dari 400 mdpl dan lebih tinggi dari
itu.
c. Igir gunung
dataran yang menghubungkan antara bukit dengan bukit atau gunung
dengan gunung lain.
d. Lembah
sebagian medan yang merupakan dataran yang terjurung atau
dikelilingi oleh bukit-bukit.
e. Hutan
bagian medan yang ditumbuhi pohon-pohon yang rendah dan tinggi.
f. Hutan sagu, bambu, rotan dan aneka hasil hutan
merupakan daerah yang sering dirambahi manusia dan dekat dngan
pemukiman.
g. Rimba
hutan primer yang sukar atau sama sekali tidak pernah dilalui oleh
manusia.
h. Perkebunan
daerah atau dataran yang ditanami dengan tanaman tertentu secara
teratur dan terpelihara.
i. Rawa
dataran yang digenangi oleh air laut, sungai atau danau.
C.
KOMPAS
Kompas
adalah alat penunjuk arah. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan selalu
menunjuk arah Utara-Selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya
magnet lainnya selain magnet bumi). Akan tetapi perlu diingat bahwa arah yang
ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnetis bumi, jadi bukan
bumi utara sebenarnya.
Bagian-bagian
Kompas
Secara fisik kompas terdiri dari :
Secara fisik kompas terdiri dari :
·
Badan,
tempat komponen-komponen kompas lainnya berada
·
Jarum,
selalu menunjuk arah Utara-Selatan pada posisi bagaimanapun (dengan syarat
kompas tidak dipengaruhi oleh medan magnet lain dan jarum tidak terhambat
perputarannya)
·
Skala
penunjuk, menunjukkan pembagian derajat system mata angin
Jenis-jenis Kompas
Banyak macam
kompas yang dapat dipakai dalam suatu perjalanan. Pada umumnya dipakai dua
jenis kompas, yaitu kompas bidik (missal kompas prisma) dan kompas orienteering
(missalkompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik tapi dalam pembacaan di
peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris segitiga atau dengan
protaktor. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik tetapi banyak
membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada bagian
ujung jarumnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam gelap.
Pemakaian Kompas
Kompas dipakai
dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam
memakai kompas perlu dijauhkan dari benda-benda yang mengandung logan seperti
pisau, golok dan sebagainya. Benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum
kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.
Cara kalibrasi kompas :
·
Gunakan
kompas yang telah distandarisasi
·
Arahkan
kompas menuju suatu titik (a) catat besarnya bidikan.
·
Arahkan
kompas yang akan dikalibrasi / dikoreksi ke titik A tersebut, catat besarnya
bidikan.
·
Angka
bidikan kompas standart dikuragi angka bidikan kompas yang di koreksi, hasilnya
(+) atau (-) dituliskan pada kompas yang dikoreksi.
Misal : sudut kompas standart = 45. Sudut yang
dikoreksi = 43. Koreksi = +2
Maka pada setip
penggunaan kompas bertanda +2 setiap bidikan harus ditambah dengan +2. Begitupun
sebaliknya jika tanda koreksi (-), maka hasil bacaan sudut kompas harus
dikurangi sebesar koreksi yang tertera pada kompas tersebut.
Setiap 1 kemelesetan bidikan dalam radius 1 Km akan bergeser
sejauh 17,5 m. Atau dapat dihitung dengan cara :
sin c = b
/ a
b = sin d
x a
= sin 10 x
1000
= 0,0175 x 1000
= 17,5 m
TEKNIK PETA KOMPAS
Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan
sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya).
Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada
di lokasi. Untuk keperluan praktis utara kompas (utara magnetis) dapat dianggap
satu titik dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.
Langkah-langkah orientasi peta adalah sebagai berikut :
·
Cari
tempat yang berpandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang
menyolok
·
Letakkan
peta pada bidang datar
·
Samakan
utara peta dengan utara kompas sehingga dengan demikian letak peta akan sesuai
dengan bentang alam yang dihadapi
·
Cari
tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan temukan tanda-tanda
tersebut di dalam peta. Lanjutkan untuk beberapa tanda medan
·
Ingat
tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan sebenarnya maupun di
peta. Ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda medan.
AZIMUTH-BACK AZIMUTH
Azimuth adalah
sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth
disebut juga dengan sudut kompas. Bila kita berjalan dari satu titik ke titik
lain dengan sudut kompas tetap (istilah populernya ‘potong kompas’), maka harus
diusahakan agar lintasannya berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik
back azimuth. Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan
cara membidikkan kompas ke muka dan ke belakang pada jarak tertentu. Misal
sudut bidikan kompas adalah 600 (azimuth), maka back azimuthnya
adalah 2400.
Besarnya azimuth – back azimuth bisa ditentukan dengan rumus :
Diasumsikan
azimuth adalah x, maka,
Jika X < 1800,
maka back azimuthnya adalah X + 1800
Jika X > 1800,
maka back azimuthnya adalah X – 1800
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1.
Titik
awal dan titik akhir perjalanan diplot di peta, tarik garis lurus dan hitung
sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung juga sudut dari titik
akhir ke titik awal, kebalikan arah perjalanan. Sudut yang terakhir ini
adalah sudut back azimuth.
2.
Perhatikan
tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan (pohon besar, ujung
kampung dan sebagainya). Bidikkan kompas sesuai dengan arah perjalanan kita
(sudut kompas).
3.
Perhatikan
tanda medan lain di ujung lintasan yang akan dilalui pada arah itu. Setelah
sampai pada tanda medan itu, bidikkan kompas kembali ke belakang (sudut back
azimuth) untuk mengecek apakah anda berada pada lintasan yang diinginkan. Bergeserlah
kekiri dan ke kanan untuk mendapatkan back azimuth yang benar.
4.
Seringkali
tidak ada tanda medan yang dapat dijadika sasaran. Dalam hal ini anda dan
seorang rekan dapat berfungsi sebagai tanda tersebut.
“mata
adalah peta, sedangkan hati adalah kompasnya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar